Jumat, 04 Oktober 2013

Lara
kau datang padaku dg sejuta pesona,
kau hampiri aku dg sejuta senyuman,
kau hadir dg sejuta bisikan bahagia,
kau datang dg sejuta kebaikan,
Kini ;
kau pergi dg sejuta dusta,
kau pergi dg sejuta luka dihati,
kau pergi dg sejuta rintihan dikalbu,
kau pergi dg sejuta derita,
kau pergi dg sejuta air mata,
Kini ; aku menyadari ;
hatimu padaku tak sebening embun dipagi hari,
hatimu padaku tak seharum kesturi,
hatimu padaku tak berbunga seperti taman bunga,
hatimu padaku tak seterang mentari,
hatimu padaku tak seindah pelangi,
hatimu padaku tak selembut anbari,
kini ;
aku sendiri meniti hari yg sepi,
aku sendiri tertatih2 menapaki persada nan fana.

Kelamnya malam

 Sia-Sia


Malam semakin tua,
sa'at kurebah dikamar yg telah gulita,
jangkrik meriuh melumat kelam,
sa'at kubersandar dalam fikir,
mengukir umur dalam sendiri,
menoleh kebelakang pada catatan kosong,
tapi pagi tak kan mu kompromi,
karena waktu tetaplah berputar,
tak peduli pada hati yg terus meratap,
karena kita telah diberi daya,
daya yg telah ditelan dusta pengkhianatan,
meringkih dalam tangisan mengenang waktu yg terbuang dg sia2,
terlambat kau pergi dari diriku,
kau pergi meninggalkan usia yg semakin tua,
tinggalkan luka.

Rabu, 02 Oktober 2013

Pilu

P
Bertalu-talu gemuruh didalam dada,
gemerincing onak duri dalam hati,
melukai sukma nan merana dalam derita,
jasad tersiksa, bathin tersiksa,
bercucuran darah, mengenangi hati yang terendam dalam air mata rintihan terbuang oleh konspirasi kejahatan,
hanya bisa menangis,
menerima semua hinaan, cacian, makian,
menanggung raga dg siksaan yg berkepanjangan,
ukiran berdarah menoreh pilu dalam hati,
melara dalam nestapa,
mengerang dalam nelangsa,
menunduk menahan pilu,
menetes air mata dalam tangisan berdarah,
bertalu-talu gemuruh di dalam dada menahan semua kemarahan